Aku adalah Korban

Surrelly, batin ini tercabik-cabik akibat ulah teman-teman sekelas. Why? harus gue dan dia yang jadi korban "Kelemesan" dari temen satu kelas gue. Gue yakin gak hanya gue doang yang ngerasa gak nyaman akibat ulah temen anak-anak yang lain itu. Setiap masuk kuliah ada aja bahan lelucon bagi mereka untuk ngeledek gue sama dia. Awalnya gue inget banget, semester yang lalu dalam seminggu gue sama dia "gak sengaja" menggunakan warna baju yang sama saat ke kampus. Mulai saat itu ledekan itu bergulir hingga saat ini. Menurut gue, tingkah laku mereka itu tak hayal seperti bocah SD. Efek dari itu kan hubungan gue sama dia yang dulunya berjalan baik-baik saja, sekarang jadi menjauh dengan gossip kaya begitu. Please dong yaa, dengan begitu gue semakin gak nyaman buat berada di kelas ini, apalagi kelulusan masih sekitar 2 tahun lagi. Menahan semua lelucon seperti itu berasa di titik puncak nadir gue. huuhhhh, Oh My GOD keluarkan aku dari zona ini. Gue bingung jalan keluar apa yang harus gue ambil. Apakah jalan tikus? jalan tol? jalan layang? atau jalan buntu?, ish apalagi ini. Perlu kalian tahu, merahnya pipi gue itu karena menahan ketawa apabila melihat dia. Sometime, dia itu mirip mantan artis cilik yang menyanyikan lagu "diobok-obok" itu, nah hal itu yang membuat gue menahan tawa imut gue :p bukan berarti kalau pipi gue merah meronah itu gue suka ataupun seneng diledekin sama dia. Please ya, temen-temen STOP ngeledekin gue sama dia. Gak nyaman aja gitu, siapa tahu nanti ada yang jealous gitu ya. Kan gak lucu, gue itu kalau digituin takut jatuh cinta sama dia kan aneh punya pacar sekelas. Pengalaman yang dulu aja begituh, masa iya mau keulang lagi? apa kata nyokap gue broh? Apa bener kata pepapath, "dari mata turun kehati" atau "dari mata jatuh ketangga" aduh kesakitan dong gue. Tapi, apa boleh buat, mungkn ini jalan hidup yang harus gue tempuh yang sudah digariskan oleh Tuhan kepada gue, walaupun berat rasanya. Semoga dengan berjalannya waktu, gossip ini lenyap bagaikan ditelan Bumi. Amin :O

Tidak ada komentar:

Posting Komentar