I.
Pengertian diksi
Diksi,
dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya
ekspresi oleh penulis atau pembicara.Arti kedua, arti "diksi" yang
lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata - seni berbicara jelas sehingga
setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas
terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan
kata dan gaya.
Diksi memiliki beberapa bagian;
pendaftaran - kata formal atau informal dalam konteks sosial - adalah yang
utama. Analisis diksi secara literal menemukan bagaimana satu kalimat
menghasilkan intonasi dan karakterisasi, contohnya
penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan gerakan fisik menggambarkan
karakter aktif, sementara penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan pikiran
menggambarkan karakter yang introspektif. Diksi juga memiliki dampak terhadap
pemilihan kata dan sintaks.
II.
Macam-macam Diksi
1. Sinonimi
Sinonimi
adalah kata-kata yang memiliki makna yang sama.
Contoh:
• sayang bersinonim kasih
Contoh:
• sayang bersinonim kasih
2. Antonimi
Antonimi adalah dua buah kata yang maknanya “dianggap” berlawanan.
Contoh:
• Bagus berantonim dengan jelek.
Antonimi adalah dua buah kata yang maknanya “dianggap” berlawanan.
Contoh:
• Bagus berantonim dengan jelek.
3. Homonimi
Hmonimi adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi maknanya berlainan.
Hmonimi adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi maknanya berlainan.
4. Polisemi.
Polisemi
adalah suatu kata yang mempunyai makna lebih dari satu.
contoh:
• Saya masih punya hubungan darah dengan keluarga Bu Rani (darah=kesaudaraan)
• Saya masih punya hubungan darah dengan keluarga Bu Rani (darah=kesaudaraan)
5. Hiponomi
Hiponimi adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain.
contoh
• Ikan : tenggiri,hiu,tongkol,sepat,gapih,teri,pari,mas,nila dan sebagainya
Hiponimi adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain.
contoh
• Ikan : tenggiri,hiu,tongkol,sepat,gapih,teri,pari,mas,nila dan sebagainya
III.
Makna kata diksi
1.
Makna
Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif adalah makna
asli, makna asal atau makna sebenarnya yang dimiliki sebuah leksem. Contoh:
Kata kurus, bermakna denotatif keadaan tubuhnya yang lebih kecil & ukuran
badannya normal. Makna konotatif adalah: makna lain yang ditambahkan
pada makna denotatif tadi yang berhubungan dengan nilai rasa orang / kelompok
orang yang menggunakan kata tersebut. Contoh: Kata kurus pada contoh di atas
bermakna konotatif netral, artinya tidak memiliki nilai rasa yang mengenakkan,
tetapi kata ramping bersinonim dengan kata kurus itu memiliki konotatif
positif, nilai yang mengenakkan. Orang akan senang bila dikatakan ramping.
2. Makna Konseptual dan Makna Asosiatif
Makna
konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari
konteks atau asosiasi apapun. Contoh: Kata kuda memiliki makna konseptual
“sejenis binatang berkaki empat yg bisa dikendarai”. Makna
asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem / kata berkenaan dengan
adanya hubungan kata itu dengan suatu yang berada diluar bahasa . Contoh: Kata
melati berasosiasi dg suatu yg suci / kesucian. Kata merah berasosiasi berani /
paham komunis.
3. Makna Kata dan Makna
Istilah
Makna
kata, walaupun secara sinkronis tidak berubah, tetapi karena berbagai
faktor dalam kehidupan dapat menjadi bersifat umum. Makna kata itu baru menjadi
jelas kalau sudah digunakan dalam suatu kalimat. Contoh: Kata tahanan, bermakna
orang yang ditahan,tapi bisa juga hasil perbuatan menahan. Kata air, bermakna
air yang berada di sumur, di gelas, di bak mandi atau air hujan. Makna
istilah memiliki makna yang tetap dan pasti. Ketetapan dan kepastian makna
istilah itu karena istilah itu hanya digunakan dalam bidang kegiatan atau
keilmuan tertentu. Contoh: Kata tahanan di atas masih bersifat umum, istilah di
bidang hukum, kata tahanan itu sudah pasti orang yang ditahan sehubungan suatu
perkara.
4. Makna
Idiomatikal dan Peribahasa
Yang dimaksud
dengan idiom adalah satuan-satuan bahasa (ada berupa baik kata,
frase, maupun kalimat) maknanya tidak dapat diramalkan dari makna leksikal,
baik unsur-unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuan tersebut. Contoh:
Kata ketakutan, kesedihan, keberanian, dan kebimbangan memiliki makna hal yg
disebut makna dasar, Kata rumah kayu bermakna, rumah yang terbuat dari kayu.
Makna pribahasa bersifat memperbandingkan atau mengumpamakan, maka
lazim juga disebut dengan nama perumpamaan. Contoh: Bagai, bak, laksana dan
umpama lazim digunakan dalam peribahasa.
5. Makna Kias dan Lugas
Makna kias adalah kata, frase
dan kalimat yang tidak merujuk pada arti sebenarnya. Contoh: Putri malam
bermakna bulan , Raja siang bermakna matahari.
Agar dapat menghasilkan cerita yang
menarik melalui pilihan kata maka diksi yang baik harus memenuhi syarat,
seperti :
·
Ketepatan
dalam pemilihan kata dalam menyampaikan suatu gagasan.
·
Seorang
pengarang harus mempunyai kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa
makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk
menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa bagi pembacanya.
·
Menguasai
berbagai macam kosakata dan mampu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi
sebuah kalimat yang jelas, efektif dan mudah dimengerti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar